Bukan Karena Kaya Mereka Aneh | Merek Aneh Karena Itu Mereka Kaya
BUKAN KARENA KAYA MEREKA ANEH, MEREKA ANEH KARENA ITU MEREKA KAYA
“Ayah ini orang kaya seleranya aneh aneh banget”, ini adalah komentar fatur di minggu sore kemarin ketika mobil kami di susul oleh sebuah Maserati berwarna ungu bunglon. Sekilas ungu, sekilas hijau, ngak jelas deh warnanya. Kesan norak nya pasti.
Mobil berharga 9 digit dengan selera warna seperti itu kesannya ngak nyambung, sehingga wajar fatur komentar seperti itu. Belum selesai sampai di situ karena tak lama mobil kami disusul lagi oleh mobil Porsche cabriolet berwarna abu-abu monyet. Kali ini warnanya ok, hanya dengan cabriolet open kap, terbuka yang mengendari seorang paruh baya pakai baju kotak-kotak kayak checker flag dan topi baret di miringkan.
Saya melihatnya tersentak karena sore itu matahari panas membara, dia buka kap mobil dan bagi orang paruh baya begini jalan ngebut sore-sore matahari terik ngebut lagi.
Saya sekarang yang komentar. Mas fatur, gaya hidup hedonis pamer barang mewah memang enak di lakukan orang-orang muda atau selagi muda. Kalau sudah agak tua, atau sudah tua, baru hedonis pamer harta dan materialis di lihatnya ngak enak. Belum lagi nanti ketika pulang naik mobil keren, Porsche cabriolet sampai rumah badannya bau balsem karena masuk angin terus minta kerokan.
Saya pun tergelak berdua dengan fatur dan dalam hati saya minta maaf kepada orang yang saya omongin,. Jujur, saya ngak tahan untuk ngak nyeletuk komentar. Bayangin aja misalnya ada eks pejabat umur 60 tahun, jalan di hari minggu pakai Harley Davidson. Rasanya begitu sampai rumah ngak lama badanya di temple koyo cabe semua.
Itu celetukan saya berikutnya kefatur. Yang di balas sama fatur, ah ayah ini..jangan-jangan ayah sirik iri pengen juga kan pake cabriolet pamer-pamer terus di lihat orang, di komentari orang juga khan hahaha. Iya khan yah…kata fatur sambil ngakak , ngetawain saya sekrang..yah, kita berhenti sebentar ke warung..
Mau apa tur? Saya bertanya DISINI
Beri koyo cabe yah, terus di tulis, iri sirik..terus taro di jidat ayah supaya ayah sadar rasanya tuh panas banget hahahaha, kami berdua tertawa.
Ngak lah tur, ngapain sirikin orang punya cabriolet . karena punya cabriolet bukan selera ayah dan tahungak mas, sirik atau iri materi itu jelek-jelek masuk kategori prosperity conscious loh, kesadaran kaya hahaha. Saya membela diri. Dari pada dibilang sirik.
Yah, selera orang kaya itu aneh aneh banget ya? Fatur bicara agak serius dan menurunkan nada bicaranya.
Saya menjawab, ngak mas fatur, bukan selesra mereka aneh. Mereka memang aneh, dari awal mereka memang beda atau aneh. Karena itu mereka kaya. Bukan karena kaya mereka aneh. Mereka aneh karena itu mereka kaya.
Kalau mereka biasa-biasa saja, mereka masuk kelompok orang kebanyakan, ya jadinya orang biasa saja. Pemikiranan nyeleh, out of the box, itu erat hubungan dengan perilaku masa pertumbuhan yaitu umur 1-12 tahun. Masa itu kalau banyak di larang, harus seperti yang lain, mengikuti pemahaman kebanyakan, ya jadi orang kebanyakan.
Ini adalah berita yang tidak menyenangkan ternyata sukses itu karena dua hal, cetakan dari kecil atau keadaan ketika tumbuh kembang.
Sayapun bercerita tentang sahabat keluarga saya. seorang anak yatim karena ayahnya pelaut meninggal dirinya dan ibunya sejak usia 2 tahun. Ibunya orang thailand dan harus hidup keras di Surabaya. Suatu hari dia dapat beasiswa di sebuah kampus di Surabaya. Dan diapun tinggal di asrama kampus. Dimana setiap malam sang ibu menyelinap masuk tidur dengan nya. Ibunya di kasur, dia tidur beralas tikar dan ketika pagi sang ibu menyelinap pergi berdagang dan sang anak kuliah hingga petang lagi ibunya masuk nyelinap lagi tidur.
Mereka sangat miskin tidak punya apa-apa. namun kurang dari 10 tahun kemudian dia merupakan pengusaha yang sukses. Sayapun bertanya kepadanya apa resep suksesnya. Diapun berkata dengan lugas, mas..bisa dibayangkan keadaan saya tiap malam melihat ibu berjuang untuk menyambung hidup dan harus menyelinap seperti pencuri hanya untuk tidur malam.
Maka, dikepala saya hanya ada satu hal. Saya harus kaya dan ibu tidak boleh menderita. Otak saya
tidak ada pikiran lainnya., kuliah di percepat, ngak sempat mikir lain, pacaran, ngobrol, berpolitik, berorganisasi, apapun itu ngak ada. Saya pengen ibu ngak susah. Maka semua yang saya tarik kedalam hidup saya adalah materi agar ibu bisa hidup layak. Dan terbukti. Semua datang dan dalam 10 tahun semua tercapai. Dialog ini adalah dialog kami 10 tahun yang lalu.
Cerita itu yang saya ceritakan ke fatur bahwa orang kaya memang aneh dari awal cara berfikir, bertindak dan pengambilan keputusannya. Memang mereka beda dari sosno nya. Menjadi beda jangan takut, jangan ragu. Beda itu ada yang karena keadaan by nature ada yang karena bimbingan by nurture. Hargai perbedaan.
#peace