10 Tahun Bisnis Tapi Profitnya Belum Ada 1M Suntik Mati Saja
SUNTIK MATI BISNIS
Kalau udah lebih dari 10 tahun bisnis tapi belum dapat profit minimal Rp 1 M / bulan, mending suntik mati aja tuh bisnis. Nyusahin!”
Hahaha.... Status tersebut berhasil bikin timeline Facebook ramai dan membuat beberapa orang gerah kepanasan karena kesungging. *EH
Wajar kalau responnya gak semua positif dan mancing emosi beberapa pihak, karena postingan tersebut emang provokatif. Kompor abis!
Gimana enggak, kebayang gak sih, kalau misalkan Anda udah bisnis lebih dari 10 tahun tapi profitnya masih empot-empotan kisaran ratusan rebu atau jutaan rupiah saja, kesel gak tuh? Ketabok dong pastinya. Hihihi
Yup! Itulah yang akan terjadi ketika kita membagikan sebuah VALUE BISNIS ke khalayak umum di sosial media. Kenapa?
Baca Juga : Peluang Bisnis Milenial Langsung Daftar ke Pusat
Karena tidak semua orang akan setuju atau sependapat dengan value bisnis kita. Bahkan, beberapa pihak menganggap status tersebut bentuk takabur atau kesombongan. Astaghfirullahal adziim. Hamba berlindung dari sifat setan yang demikian. Aamiiin...
Panasnya perbincangan seputar value bisnis ini mirip seperti zaman-zamannya pilpres 01 dan 02, bagaimana debat cebong dan kampret selalu panas. Sebelum ada yang dinyatakan menang, terus aja debat. Karena ini memang benturan value/nilai yang diperjuangkan. Sangat susah untuk disatukan.
Itulah kenapa, Saya selalu menyarankan kawan-kawan untuk sekadar cukup menghargai dan mengetahui “value bisnis” seseorang, tanpa harus memperdebatkannya.
Gampangnya, kalau setuju, Alhamdulillah. Kalaupun gak setuju, yasudah gak apa-apa.
Valueku, ya valueku. Valuemu, ya valuemu.
Itulah kenapa, salah satu modul bahasan serius di web Https://mybonuspaytren.blogspot.com adalah l terkait pembahasan VALUE HIDUP dan VALUE BISNIS. Kenapa?
Supaya hal-hal kaya gini gak jadi bahan perdebatan lagi. Imbasnya, gak gampang baperan dan emosian, apalagi sampai kebakaran jenggot, wong gak punya jenggot. Wadezig!
Intinya, ngapain ngabisin waktu ngeladenin orang-orang yang gak sevalue. Udah, fokus aja sama tujuanmu.
Cukup berpartner dengan orang-orang yang sevisi, semisi, sevibrasi, sechemistry, dan sevalue. Kalau ini-ininya gak pas, siap-siap amblas! Bisnisnya gak akan tahan lama, wong udah banyak hal yang berbeda. Hehe...
Lucunya, pas postingan kemarin piral, banyak yang komentar begini:
#1. Bisnis jangan cuma ngejar uang dan orientasi profit aja, sing penting manfaat.
#2. Katanya bisnis itu tentang surga dan neraka, lha ini kok jadi orientasi duit semua.
#3. Berapapun omset dan profitnya, udah syukuri aja. Rezeki kan Allah yang ngatur.
....dan sejenisnya.
Lho, kok lucu?
Ya gimana gak lucu, wong Saya aja SETUJU dengan ungkapan-ungkapan itu. Gak usah ragu. Gak usah dibantah!
Cuman, gak ada hubungannya ungkapan-ungkapan tersebut di atas dengan konteks postingan Saya sebelumnya. Gak nyambung sama sekali.
Kalimat “suntik mati bisnis” kalau gak tembus profit Rp 1 M / bulan jika udah jalanin bisnis 10 tahun ini gak ada hubungannya sama sekali sama ungkapan-ungkapan di atas.
Poinnya ada pada KESAKLEKAN PADA NILAI BISNIS (VALUE BISNIS). Apa aja itu?
Bisnis itu harus:
#1. HALAL DAN BERKAH
#2. MENGHASILKAN KEUNTUNGAN
#3. MEMBERIKAN MANFAAT BESAR
Jadi, keputusan suntik mati bisnis yang gak tembus Rp 1M itu ada di poin nomor dua: MENGHASILKAN KEUNTUNGAN.
Adapun soal kehalalan, keberkahan, dan kebermanfaatan, itu WAJIB ADA dalam bisnis apapun dan manapun. Dengan catatan, jika Anda menganggap itu bagian dari value/kriteria bisnis yang bagus juga. Kalau gak ada di dalamnya, ya gak akan nyambung dan bakal gerah juga. Hahaha...
Saya kasih contoh.
Misal, ada diantara Anda yang menganggap PROFIT DALAM BISNIS TIDAK PENTING.
Alhasil, bisnis yang bagus yang versimu adalah: HALAL & BERKAH, MEMBERIKAN MANFAAT, dan SESUAI PASSION/HOBBI.
Tak ada value “PROFIT” di 3 besar krieria/nilai bisnis yang Anda perjuangkan, maka BERAPAPUN KEUNTUNGANNYA AKAN MENJADI TIDAK PENTING buat Anda. Kenapa?
Ya iya lah, wong profit gak penting, kok. Sing penting bisnismu halal & berkah, ngasih manfaat, dan sesuai passion/hobbi. Udah.
Atau misal, ada seorang pebisnis yang juga menganggap PROFIT TIDAK PENTING!
Dia menganggap yang penting dalam bisnis itu: ngasih MANFAAT, sesuai PASSION/HOBI, dan KEREN. Kalau udah gitu ceritanya, jangan ngomong soal profit depan dia, karena gak akan digubris, wong gak penting. Sing penting bisnisnya keren, sesuai hobi, dan ngasih manfaat. Selesai. Itu doang. Hahaha...
Jadi, VALUE/KRITERIA BISNIS yang dalam dirimu akan sebanding dengan “apa yang kamu anggap penting”. Dan apa yang kamu anggap penting akan menentukan arah dan gaya main bisnismu kedepan. Gak percaya? Cek aja sendiri. Saya sudah buktikan ke ratusan orang pengusaha di Indonesia. Hasilnya terpola.
Polanya: “Yang salah bukan SKILLNYA, tapi VALUENYA”.
Dan value ini posisinya lebih tinggi daripada belief, tapi lebih rendah daripada spiritual. Alumni Extreme Funneling pasti ingat/paham
Itulah kenapa, ketika sebuah Value seseorang dibenturkan dengan Spiritual, Value pasti kalah.
Misalkan:
Seseorang menganggap RIBA ITU HARAM (spiritual). Sementara teman lainnya menganggap yang penting NGASIH MANFAAT (value).
Lalu dia ngasih analogi begini:
“Kang, motor ini emang nyicil pake leasing (riba), tapi kan kang saya pake untuk nyari nafkah (ngasih manfaat) buat keluarga saya...”.
Coba baca pernyataan di atas, seolah-olah benar. Padahal, nyari pembenaran!
Ini mirip kalau ada yang ngomong gini:
“Gak apa-apa atuh kang pacaran dan gitu-gituan, yang penting kan saling suka...”
PLAKKK!!! Saling suka palalu
Pacaran itu haram = spiritual.
Saling suka itu hak setiap orang = value.
Jadi, kalau value dan spiritual dibenturkan, jelas kita mesti ngikut spiritual. Selama kita punya iman tentunya, gak atheis.
Makanya:
#1. Bisnis jangan cuma ngejar uang dan orientasi profit aja, sing penting manfaat.
#2. Katanya bisnis itu tentang surga dan neraka, lha ini kok jadi orientasi duit semua.
#3. Berapapun omset dan profitnya, udah syukuri aja. Rezeki kan Allah yang ngatur.
Saya setuju dengan ungkapan itu. Karena hal demikian adalah spiritual. Dan kita pun harus memerhatikan itu. Tidak boleh tidak.
Balik lagi ke postingan Saya kemarin.
Adapun ungkapan “suntik mati” aja yang gak ngasilin profit 1M, BUKAN soal spiritualnya, tapi soal value/kriterianya. Kebayaaaang?
Kenapa Saya punya value & belief demikian?
Karena kalau bisnis kita recehan mulu sampai bertahun-tahun, ini jelas-jelas yang salah bukan BISNISNYA, tapi OWNERNYA.
Apa salahnya owner?
“NGEYEL”
Ya. Ngeyel. Udah tahu bisnisnya gak prospek, eh masih aja betah dan terus dijalanin. Huffh!
Di satu sisi, ada banyak pebisnis yang baru 1-2 tahun jalanin bisnis, omset dan profitnya udah miliaran per bulan. Banyak!
Lha kalau udah gini ceritanya, siapa yang salah? Jelas ownernya lah.
Selain ngeyel:
- Susah dikasih masukan
- Baperan dan ngebatin
- Gak yakin sama diri sendiri
- Gampang panasan dan emosian
- Gak mau belajar dari orang lain
- Otaknya isinya negatif mulu
- Dengki sama pencapaian orang
- Kebanyakan nyinyir daripada mikir
- Kebanyakan mikir daripada dzikir
...dan masih banyak lagi.
Gokilnya lagi, gara-gara postingan Saya kemarin, ada yang langsung sampai ngecap sombong, “Sombong amat si Dewa!”.
Astaghfirullahal adziim.... 😭😭😭
Tak ada sedikitpun niat untuk menyombongkan diri pada siapapun.
Saya hanya menulis apa yang menjadi value bisnis Saya, yang mungkin kebetulan nampar-nampar orang yang baperan & panasan tadi.
Namun, meskipun begitu, Saya tetap berterimakasih karena sudah mengingatkan. InsyaAllah jadi pelajaran kedepan. Mungkin ada baiknya Saya ngomong begitu sama teman dan followers yang sevalue saja. Hehe
Bu the way, saat Saya nulis begitu, apakah itu artinya Saya tak pernah suntik mati bisnis?
Lha jangan salah. 11 dari 19 bisnis Saya udah Saya suntik mati tak tersisa. Wafat. Tamat.
Banyak orang mengira, Saya sukses terus. Lha kata siapa? Boro-boro, coy!
Jadi sebenarnya Anda ini terlalu negative thinking sama Saya atau terlalu positive thinking sih? Hahaha... 😁
Makanya, sekali lagi, poinnya ada pada KESAKLEKAN PADA NILAI BISNIS YANG DIBANGUN, bukan soal kesombongan/takabur. Semoga paham dan ngerti. Hehe
Dan sebagai orang yang ahli dalam melakukan Grand Closing bisnis, izinkan Saya berbagi pengalaman dengan Anda tentang kapan dan saat seperti apa baiknya kita menutup bisnis (suntik mati) yang sedang dibangun.
Bismillah. Silakan catat baik-baik...
Pertama, RUGI BERKEPANJANGAN.
Kalau cuma rugi sesekali, itu wajar, namanya juga bisnis. Tapi kalau ruginya berkali-kali, layaknya sebuah hobi, ya jangan berdiam diri, buruan evaluasi.
Dan kalau setelah dievaluasi masih boncos juga, alias rugi berkepanjangan, yowislah, tutup ae!!!! 👊
Rugi berkepanjangan ini biasanya disebabkan karena:
✅ Gak ngerti bisnis
✅ Gak paham revenue streams
✅ Cost membengkak
✅ Margin kekecilan
Cek ayo cek, bisnis Anda gimana? 🤔
Kedua, PROFIT KEKECILAN.
Mungkin sebenarnya bisa jadi bisnis Anda itu menghasilkan profit, tapi ya itu tadi, profitnya kekecilan. Bahkan saking kecilnya, angkanya udah kaya karyawan gajian. Lha opo bedane? 😫
Nah, kalau bisnis Anda begini terus, gak usah ragu untuk suntik mati. Ngapain juga bisnis kalau profit yang dihasilkan terus-terusan secuil, bikin matamu lembab karena mewek terus tiap bulan. Hihihi 😭
Kecuali Anda siap bersabar hingga tujuh turunan, "Sabar... Sabarrrr... Nikmati saja prosesnya.", pembelaanmu keluar.
Makanya, pintar-pintar dalam mengurangi cost pengeluaran dan naikin omset penjualan, agar profitnya signifikan dan untungnya kerasa banget sama kita.
Profit kekecilan ini biasanya disebabkan karena:
✅ Cost operasionalnya boros
✅ Harga pokok produksinya mahal
✅ Omset penjualannya drop
✅ Gak bisa naikin value
Cek buru cek, perusahaanmu gimana? 🤔
Catatan: Poin kedua inilah yang mentrigger Saya membuat postingan suntik mati 1M. Hehe 😅
Ketiga, UTANG MENUMPUK.
Kalau sampai utang bisnis udah numpuk, maka bisa dipastikan manajemen cashflownya ancur lebur berantakan. Maka saran Saya, hindari utang sebisa mungkin, walaupun itu utang perusahaan.
Percaya atau tidak, utang itu persoalan mental. Sekalinya ngutang, biasanya keterusan. Lama kelamaan jadi cara main. Gak bagus buat masa depan perusahaan.
Kecuali kalau emang udah terlanjur, ya mau gak mau harus segera selesaikan. Kalau makin hari makin numpuk, dan terus menumpuk, mending tutup aja bisnisnya. Kalaupun gak ditutup, entar bakal tutup dengan sendirinya. Gak kuatttt... Gak nahaaan... Ampuuuun.... 😩
Nyonya Meneer adalah salah satu perusahaan yang tutup karena masalah hutang. Konon katanya, perusahaan jamu legendaris ini tak mampu membayar kewajibannya (utang) hingga Rp 7,4 miliar. Beeuuuuh, cuma beda 300 juta sama utang kerugian Saya dulu. Mak!!!! 😱😁.
Utang menumpuk ini biasanya disebabkan karena:
✅ Mindset bisnis yang salah
✅ Salah pilih guru/mentor
✅ Keuangan acak-acakan
✅ Mental miskin si owner
Cek kuy ah cek, Anda gimana? 🤔
Keempat, KEHABISAN CASH.
Ah, ini mah gak usah dibahas. Kalau cash perusahaan dan duit Anda pribadi udah nol besar, alias habis sehabis-habisnya, gak usah disuntik mati. Kenapa? Ya jelas, bakal mati dengan sendirinya. Hehe
Cash itu ibarat darah bagi perusahaan. Manusia aja kalau gak ada darahnya, mati. Bisnis juga gitu. Gak ada duitnya, wafat. Almarhum. Bangkrut!
Kehabisan cash ini biasanya disebabkan karena:
✅ Bisnisnya bocor✅ Salesnya secuil✅ Costnya bengkak✅ Stoknya numpuk
Dan kalau dipikir-pikir, 4 poin di atas itu disebabkan oleh 1 biangkerok, yakni BUSINESS OWNERNYA...
💢 Ownernya Guooooblok!
💢 Ownernya Buta Finansial
💢 Ownernya Gak Mau Belajar
💢 Ownernya Malas-Malasan
Karena ownernya merasa pinter, merasa jago, merasa keren, merasa hebat, dan terlalu sombong. #JLEBB
Lanjut lagi...
Kelima, CEKCOK SAMA PARTNER.
Selama masih bisa diobrolkan baik-baik, ya ajak ngobrol baik-baik. Tapi kalau udah musyawarah plus diajak ngobrol baik-baik dan memang masih juga gak membaik, yowis, hajar bleh. Amputasi ajah!
Cekcok sesekali itu biasa, wajar, namanya juga partner. Drama bisnis. Nikmati.
Tapi kalau udah cekcok melulu, gak sreg mulu, beda visi, beda value, ah itu entar gak akan bagus tuk masa depan perusahaanmu. Mending tutup aja. Atau, salah satu dari Anda putuskan keluar. Out! 🚀
Keenam, TITIK JENUH.
Termasuk, kalau misalkan Anda sendiri sebagai owner udah merasa jenuh sama perusahaan yang Anda bangun, gak nafsu lagi, gak berhasrat lagi, gak bergairah lagi. Yasudahlah, tutup saja. Berat... Kamu gak akan kuat. Kalau sampe jalanin bisnis tanpa ada hati di dalamnya. Kesiksa coy!!! 💔
Titik jenuh ini biasanya disebabkan karena:
✅ Tanpa Passion
✅ Sifat Oportunis
✅ Gak Punya Mimpi Besar
✅ Gak Punya Alasan Kuat
Ketujuh, MEMBAWA KEMADHOROTAN.
Nah ini udah jelas. Kalau misalkan bisnis yang kita jalankan malah makin menjauhkan kita dari Allah, membuat banyak kemadhorotan serta kedzoliman, melakukan penipuan, menggunakan harta riba, sudahlah, gak usah mikir panjang lagi, tutup aja langsung!!!! 👊
Yang suka tipu menipu & berbuat curang:
“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).
Yang suka memakan & menggunakan harta riba:
"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya (QS. Al-Baqarah: 275).
Yang suka songong & sombong:
“Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahanam. Dan sungguh neraka Jahanam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.” (QS. Al-Baqarah: 206)
...dan masih banyak lagi.
Karena bagaimanapun juga, bisnis itu cuma wasilah (jalan), tujuannya lillah (Allah). Kalau tujuan utamanya malah gak tercapai (makin deket sama Allah), mending gak usah bisnis sekalian.
Jangan sampai kita kehilangan fokus hanya karena kesenangan dunia yang sementara, sampai-sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan segalanya di dunia.
Ingat, bisnis itu bukan cuma untung dan rugi saja, tapi juga surga dan neraka.
Saling mengingatkan ya kawan-kawan!
Dan jangan lupa saling mendoakan, walaupun topik tulisan ini tentang “suntik mati bisnis”, tapi semoga bisnis kita semua makin hari makin laris, makin tumbuh dan berkembang, makin menebar manfaat buat banyak orang, dan makin mendekatkan kita dengan Sang Pencipta. Aaamiin...
Boleh dishare/disebarluaskan, gak perlu izin.
Atau mau nyinyirin postingan ini lagi?
Boleh. Silakan. Ayo tim Pansos mana tim Pansos... Hahaha