Menjadi Pengusaha Yang Dicintai Allah
Menjadi pengusaha yang dicintai Allah merupakan dambaan bagi setiap hamba yang beriman.
Banyak orang kaya di dunia ini, namun ternyata yang kaya dengan organsasi jauh lebih besar dan “sustain” ketimbang kaya tanpa organisasi. Misalnya seniman mereka bisa kaya, pematung, pemahat. Pelukis, penulis, pengarang lagu, arranger, script writer banyak hal yang secara individu bisa menjadi milyuiner bahkan multi milyuner.
Atau misalnya lagi dengan korupsi, dengan memanfaatkan jabatan, dengan jualan barang haram seperti narkoba, human trafficking, macem-macem lagi juga bisa kaya. Namun dengan organisasi, dengan ada system maka kemakmuran akan lebih awet kepemilikannya.
Hal ini sebenarnya ada di benak saya sejak siang hari. Melihat mereka yang sudah bersama saya yang tukang “menekan” dan sangat banyak maunya “demanding” ini. saya merasa sudah masanya saya memikirkan apa yang pantas mereka” dapatkan” lebih dari yang mereka harapkan. Saya pengen mereka “lama” sama saya.
Jujur saya baru memulainya saat ini. Di organisasi yang lama hal ini tidak jalan karena kepemilikan keluarga nya besar. Di sini, saat ini, tidak ada pertalian saudara sama sekali.
Benarlah bahwa seni tertinggi dalam membangun organisasi jangka panjang adalah pada kaderisasi, peremajaan dan “bagi permen”. Ini sebenarnya yang menjadi pemikiran saya dalam membangun organisasi kedua saat ini.
Masih “infant”, perusahaan yang tertua berdiri tahun 2009, yang menjadi hodingnya saat ini. Dan saya sangat kepikiran agar bisa panjang, baik manajemennya, ataupun tingkat “happiness factor” dari SDM nya.
Ketika akan membuat rencana jangka panjang untuk kesejahteraan dan KPI staf terus di atas maka “bagi permen” dan “carrier path” harus tercipta sejak awal. Karena saya selalu berkata kepada para staf, selama perusahaan bisa menggapai impian kamu, bertahan di perusahaan itu.
Kalau impian kamu tidak tercapai, tetapi bersama perusahaan kamu mendapatkan gajih besar, bertahan di sana. Kalau impian kira-kira sulit tercapai, gajih juga kecil, maka pastikan kamu mendapat “ilmu” di perusahaan tersbeut, bertahan sebentar.
Jika impian sulit tercapai, gajih kecil, ilmu ternyata tidak dapat, lihat lagi..selama bisa mendapatkan “network” jaringan bisnis, bertahan sebentar di perusahaan tersebut.
Lalu ternyata, impian sulit di dapat, gajih kecil, ilmu ngak dapat, jaringan network ngak dapat, tetapi Carrier path bagus, bisa lompat-lompat jabatan, bertahan di sana karena ada manfaat nya.
Kalau ternyata impian sulit tercapai, ilmu tidak di dapat, gajih fasilitas kecil, network juga tidak di dapat, ngak ada karir path, maka barulah hijrah, jangan lama-lama di perusahan seperti itu, sebentar lagi bukan anda yang ngak bisa makan, perusahaannya juga bakal bubar dalam waktu sekejab.
Sekali lagi, bagi saya dalam mengelola SDM saya pertahankan yang awal, selama impian para SDM bisa tercapai dengan perusahaan kita bersama, mereka pasti bertahan dan performanya pasti tinggi. Saya harus mencari jurusnya.
Itu yang saat ini ada dalam benak saya, hal itu membuat saya termotivasi dan bertanya, “kemana ya belajarnya. Pastinya ke perusahaan perusahaan yang sudah ratusan tahun usianya”.
Dan pikiran saya melayang ke sebuah Negara yang mempunyai sejarah panjang perusahaan yang punya reputasi tersebut, misalnya ketika saya ke kota siena Italia, ada Monte dei Paschi di Siena, bank yang berdiri di tahun 1472 , bank tertua di dunia dan bank nomer 3 terkaya di Italia. Sekali lagi, berdiri tahun 1472 !!. Bisa di bayangkan betapa “benar”nya manajemen tersebut. Kayaknya saya harus belajar sebentar kesana.