4 Hal Yang Menyebabkan Anda Kurang Sabar | Mitra PayTren Asia
Mengapa Sih Kita Kurang Sabar?
Guys.. Seringkali dalam kehidupan sehari-hari banyak peristiwa atau kejadian yang bikin kesabaran kita terkuras, (Kolam kali ahh terkuras.. hehe..)
Makanya, saya mau sedikit bahas tentang kesabaran, moga bermanfaat deh ya..Oke.. Harus diakui bahwa memang menjadi orang yang sabar bukanlah perkara mudah.
Tidak semua orang mampu menguasai dirinya sendiri. Bahkan orang yang sudah berpendidikan tinggi sekalipun tidak dapat menjadi jaminan bahwa mereka bisa menjadi orang yang sabar.
Sabar adalah sebuah softskill, dia tidak terlihat dan sangat abstrak. Namun sabar itu dapat dirasa, kehadirannya dalam diri seseorang dapat dilihat pada perilaku yang ditampilkan.
Sabar sebagai sebuah perasaan yang mengikuti tindakan dan cara berpikir seseorang. Ketika seseorang berhasil menampilkan perilaku sabar dalam kehidupan sehari-hari, maka ia sudah tergolong sebagai orang yang memiliki ilmu tingkat tinggi.
Kenapa?
Yess.. Karena "sekolah" sabar membutuhkan proses belajar yang terus menerus dan latihan yang tiada henti, dan dengan ujian yang sangat berat.
Meskipun begitu bukan berarti bahwa keinginan untuk menjadikan diri kita sebagai orang yang sabar tidak bisa diwujudkan. Kata pepatah "jika ada kemauan pasti ada jalan".
Nah berikut ini beberapa saran agar kita menjadi orang yang sabar:
1. Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala punya balasan istimewa karena kesabaranmu.
Nah.. Ketika keyakinan kita ini total kepada Allah, niscaya kita semua akan sabar, tenang menjalani hidup, terhindar dari iri, dengki, dan keburukan lainnya.
Ibnu Mas’ud ra. berkata, “Keyakinan adalah hendaknya engkau tidak rela terhadap manusia karena murka Allah, tidak dengki kepada seseorang karena rezeki Allah, dan tidak mencela seseorang karena apa yang tidak diberikan Allah kepadamu."
Lalu mengapa kita kurang sabar? Bisa jadi kita kurang yakin akan ketetapan dan janji Allah. Astaghfirullah..
2. Pasang Niat Kuat.
Niat itu ibarat sebuah hasrat terhadap sesuatu. Semakin dalam niat yang ada, maka semakin kuat hasrat yang muncul didalam alam bawah sadar kita.
Oleh karena itu niat yang ada haruslah benar-benar kuat. Gak bisa tuh niatnya setengah-setengah, apalagi ragu-ragu.
Terus gimana cara menumbuhkan niat?
Simple.. Kita hanya perlu mencari alasan yang kuat mengapa ingin menjadi orang yang sabar?
3. Kenali Diri Kita, Cari Tau ilmunya
Menilai diri adalah pra evaluasi yang wajib dilakukan oleh seseorang yang ingin melatih kesabaran.
Kita tidak akan mampu menguasai diri sendiri jika kita tidak mengenali diri dengan baik.
Bagaimanapun setiap orang pasti berbeda satu sama lain, dari sisi karakter, kepribadian, pola pikir.
Ketika kita sudah memahami tentang siapa diri kita, maka dengan mudah kita dapat membimbing diri ini ke jalan sabar.
Dan semua hal tentu ada ilmunya, termasuk urusan Sabar ini, untuk itulah fahami ilmunya, belajarlah dari orang-orang atau pribadi-pribadi yang menurut kamu memiliki ilmu dan tingkat kesabaran luar biasa.
Temukan orangnya dan bergurulah padanya.
4. Latih Diri dan Jadikan Kebiasaan Positif.
Setiap perbuatan baik harus menjadi kebiasaan sehari-hari.
Begitu pula sikap sabar, jadikan sebagai budaya pribadi yang selalu menjadi standar perilaku kita dalam kehidupan.
Misal ada orang marah kepada kita, sabar, introspeksi diri dan tidak perlu membalas dengan cara yang sama. Atau ada keinginan yang belum tercapai, sabar dengan terus tawakkal, berdoa dan berusaha.
Oke.. Itulah ke-4 saran yang bisa dicoba praktekkan tuk menjadikan kita pribadi yang sabar. InsyaAllah..
Saya pun masih dan akan terus melatih serta mengasah kesabaran diri saya 😁
Kadang orang-orang muda memiliki kerancuan berpikir tentang masa muda. Bahkan ini terjadi pada orang-orang yang sudah berusia 30-an. Harus dipahami ada perbedaan nyata antara menikmati masa muda dan menghancurkan masa depan.
Sebenarnya, terdapat berbagai pilihan untuk menikmati waktu luang. Terlebih di masa muda. Nah, pastikan kita memilih kegiatan-kegiatan positif yang membawa manfaat optimal bagi diri, keluarga, dan tim kita. Toh kita sama-sama tahu, waktu jauuuuuh lebih berharga daripada uang. Right?
Rasulullah pernah bersabda, “Ada dua nikmat yang banyak membuat manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu luang.” (HR Al-Bukhari). Di tulisan ini, penekanan kita pada waktu luang.
Syaikh As-Sa’di pun mengingatkan, ”Termasuk di antara keajaiban takdir dan hikmah ilahiyyah adalah sesiapa yang meninggalkan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya, padahal memungkinkan baginya untuk meraihnya (namun dia tidak berusaha meraihnya), maka dia akan mendapat UJIAN dengan disibukkan dalam hal-hal yang membahayakan bagi dirinya.”
Dengan kata lain, tidak sungguh-sungguh untuk hal-hal yang membawa manfaat akan menjatuhkan diri kita pada hal-hal yang membawa mudharat. Hati-hati, ini nggak main-main.
Uang itu amanah. Tapi jangan salah, waktu lebih amanah. Perlu dikelola benar-benar. Pastikan diri kita terlepas dari hal yang sia-sia, apalagi yang mudharat. Terutama kita yang sudah menjadi kepala rumahtangga, di mana tindakan kita akan dicontoh dan diteladani oleh istri juga anak-anak kita.
Tambahan lagi kalau kita pengusaha. Ya, kita punya tim dan mitra. Mereka perlu diperhatikan. Benar-benar diperhatikan. Kok kita sampai hati, begitu punya kelapangan waktu kita malah buang-buang waktu? Tim dan mitra juga mengharapkan keteladanan dari kita. Sekali lagi, keteladanan.
Ketimbang kepo-kepo di socmed (IG dan FB), lebih baik kasih komen-komen positif di socmed tim. Itu namanya motivasi. Ketimbang nonton konten-konten unfaedah di YouTube, lebih baik kasih chat positif di grup WA sama tim. Itu namanya interaksi.
Pada akhirnya, penuhi dan sesaki HARI KITA dengan aktivitas-aktivitas yang bermanfaat. Otomatis kita akan menjauh dari aktivitas-aktivitas yang sia-sia. Insya Allah. Semoga tulisan ini menginspirasi. Sekian dari saya, Arif Wahyudi